topbella

Minggu, 16 Desember 2012

siklus kesedihan

ini catatan curhat pertama aku di blog ini :/
prolog : susah meluapkan amarah dan kesedihan ini, diluapkan dengan menangiskah ? ku rasa cuma bakal nyiksa diri kali ya, nangis kok rasanya rugi ya ? rugi karena tidak setimpal dgn masalah, atau harrus cuma gara-gara cinta badan ini menangis tanpa henti, cerita ? curhat? kayaknya bakal buang waktu sahabat ku, malu menceritakan semua kisah yang siklusnya nggak pernah berubah, yang cuma itu2 saja. 
keinginan untuk menghindar dari masalah ini besar, tapi practice nya susah, :'(

inti isi : sebelumnya aku pengen ngenalin diri dulu deh, aku desry lahir ke dunia ini dari 20 desember 18 tahun silam dan ntah kpn akan meninggalkannya. sewaktu aku berumur 15 tahun aku sdh berani mengenal nama nya cinta yang aku sendiri gak pernah ngerti apa maksudnya  ? cinta.... memang indah pada awalnya, tetapi sakitnya mematikan segala rasa (kok kebanyakan bacot doang ya ? ) intinya aku pernah merasakan sakit hati setelah 2 tahun lebih menjalin hubungan yang namanya pacaran !
kalo aku bisa jadi salah satu  motivatot aku pengen jadi motivator untuk tidak mengenal namanya hubungan pacaran ! pacaran itu bencana, pacaran itu cuma bikin kita sedih dan menangis, indah hanya diawal dan akhirnya pasti menyakitkan, mungkin faktanya banyak yang pacarannya berhasil tapi tidak sedikit juga yang gagal. pacaran terlalu banyakk kerugian, mulai dari hal yang dinamakan ribut. kalo pacaran lg ribut ya uda si cewek pasti langsung pergi ke kamar mewek, gak mau makan dan selanjutny (umbar ) ............

ya udah deh sampe sini dulu, lain kali curhatnya bakal dilanjutin deh see yaaa

Read More..

Sabtu, 29 September 2012

Teknik pewarnaan bakteri

Teknik Pewarnaan Bakter
1. Mengamati Morfologi Bakteri
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan.
Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll.
2. Jenis Pewarnaan
Pewarnaan pada bakteri di bagi menjadi tiga, yaitu :
2.1 Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah memilen biru, krisdal violet dan karbol fuehsin. yang man pewarnaan sederhan ini di bagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan
a. Pewarnaan Asam
Mewrupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan untuk hanya untuk melihat bentuk sel. adapun zat warna yang di pakai dalam pewarnaan positif adalah biru metilen, dan air furksin.
Cara kerja untuk melakukan pewarnaan bakteri yaitu sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya.
b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Cara kerja pewarnaan negatif, yaitu ambil dua object glass, teteskan nigrosin atau tinta cina di ujung kanan salah satu object glass. biakan diambil lalu diulaskan atau diteteskan dalam tetesan nigrosin tadi, lalu dicampurkan Tempelkan sisi object glass yang lain kemudian gesekkan ke samping kiri Biarkan preparat mengering di udara, jangan difiksasi atau dipanaskan di atas api.
.2 Pewarnaan Diferensial (Gram)
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Proses pewarnaan diferensial ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi atas dua kelompok berdasarkan pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Perbedaan ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan bakteri. Reagen pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai dengan jelas. Reagen kedua disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bilakomponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat menelan warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila warna tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar. Jadi bahan zat warna yang di pakai dalam pewarnaan gram, yaitu kristal violet, larutan iodin, alkohol 90 %, dan larutan safranin. Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
a. Bakteri Gram negatif
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).b.Bakteri Gram Positif
 Bakteri gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
Cara kerja pewarnaan diferensial, yaitu Sediakan kaca benda yang bersih, lalu lewatkan diatas nyala api bunsen teteskan setetes aquades steril diatas kaca benda tersebut secara aseptik ambilah inokulum bakteri yang akan diperksa, lalu letakkan diatas tetesan aquades itu, kemudian ratakan perlahan-lahan ambil kaca benda yang tegak sehingga apusan menjadi tipis dan merata. Biarkan sampai kering fiksasi dengan cara melewatkan apusan tersebut diatas nyala api dengan cepat letakkan apusan diatas kawat penyangga yang berada diatas mangkuk pewarna. Lalu teteskan larutan kristal violet pada apusan dan biarkan selama 30-60 detik cuci warna dasar dengan air mengalir, keringkan teteskan larutan iodin pada apusan, biarkan selama 30-60 detik cuci larutan iodin dengan air mengalir, keringkan rendam atau basuh dengan alkohol ... % selama ... detik teteskan larutan safranin, biarkan selama 30-60 detik cuci dengan air mengalir, lalu keringkan amati dengan mikroskop gambar bentuk morfologi

Read More..

Kamis, 12 Juli 2012

KECERDASAN INTELEGENSI (IQ)


Intelegensi adalah kemampuan seseorang atau cepat lambatnya seseorang dalam memecahkan masalah.
Dalam diri manusia ada multiple factor yang menjurus kepada multiple intelegence yang dicetuskan oleh Thrusthone yaitu sebagai berikut :
1.       Verbal : kemampuan untuk memahami pengertian yang diucapkan kata-kata
2.       Word : kecakapan dalam menggunakan kata-kata
3.       Number : kecakapan untuk memecahkan masalah menggunakan angka
4.       Space : kemampuan pandang ruang
5.       Memori : kemampuan mengingat
6.       Perceptual : kemampuan mengamati dan menafsirkan kesamaan dan perbedaan suatu obyek
7.       Reasoning : kecakapan menemukan dan menggunakan prinsip-prinsip
Penyebaran intelegensi di masyarakat :
No.
Tingkatan
IQ
Persentase
Predikat dalam masyarakat
1
Very Superior
140 keatas
1%
Jenius
2
Superior
120-139
11%
Cerdas
3
Bright Normal
110-119
18%
Cerdas
4
Average
90-109
46%
Pintar
5
Low Average
80-89
15%
Slow Learner
6
Border Line
70-79
6%
Bodoh

Selain dari tingkatan yang telah dijelaskan di atas ada satu tingkatan diintelegensi yang disebut Mental Retardasi (MR)  yaitu usia mental seseorang lebih rendah dari usia kronologinya.
Mental Retardasi (MR)  yang terbagi menjadi 3 yaitu :
1.       MR ringgan / Debil, IQ 60-69, mampu didik
2.       MR sedang / Embisil, IQ  40-59, mampu latih
3.       MR berat / Idiot, IQ 40 kebawah, mampu rawat, biasanya usia hidupnya pendek

Read More..

Rabu, 23 Mei 2012

PENYEBAB TEKANAN DARAH NORMAL PADA MANUSIA

Setiap orang memiliki tekanan darah yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi fisik mereka.  Menurut Ethel (237:2003), tekanan darah adalah tekanan dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Untuk mengetahui tekanan darah seseorang biasanya digunakan alat khusus yang disebut sphigmomanometer atau dikenal juga dengan tensimeter. Tensimeter digunakan untuk mengetahui tekanan sistolik dan diastolik (Susanto, 1997). Misalnya seseorang mengukur tekanan darahnya menggunakan tensimeter, lalu angka yang ditunjukkan 140-90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembulu arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, inilah yang disebuttekanan sistolik atau tekanan atas. Angka kedua (90)  menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan inilah yang disebut tekanan diastolik atau tekanan bawah.
Tekanan darah manusia dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang dilakukannya. Aktivitas fisik berpengaruh terhadap kesehatan dan kesegaran jasmani seseorang dan merupakan bagian komplek dari kebiasaan sehari-hari manusia (Manurung, 1994). Berbagai aktivitas olahraga yang dilakukan manusia bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik manusia, terutama apabila dilakukan secara benar dan teratur. Aktifitas fisik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap berbagai macam sistem yang bekerja di dalam tubuh, salah satunya adalah sistem kardiovaskuler, di mana dengan latihan fisik yang benar dan teratur akan terjadi efisiensi kerja otot jantung. Otot jantung pada orang yang rutin berolahraga sangat kuat, maka otot jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama. Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung dan  menyebabkan penurunan tekanan darah.
Selain aktivitas fisik, tekanan darah juga dipengaruhi oleh usia untuk berbagai kondisi tertentu. Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding, yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung menjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik). Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah mereka yang berusia lanjut.
Selanjutnya, tekanan darah juga dipengaruhi oleh berat badan manusia. Karena dilihat dari segi berat badan, kelebihan berat badan juga merupakan salah satu akibat kurangnya aktivitas fisik di luar penyebab utama lainnya. Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik seperti olahraga merupakan komponen penting dalam pengaturan berat badan. Menyeimbangkan tekanan darah berarti terlebih dahulu menyeimbangkan berat badan pada ukuran yang ideal. Orang yang kelebihan berat badan akan berpotensi terserang tekanan darah tinggi.
Oleh karena itu, melakukan aktivitas fisik secara rutin merupakan salah satu strategi untuk memelihara kebugaran dan menyeimbangkan berat badan, khususnya untuk mereka yang berusia lanjut yang memiliki resiko lebih tinggi menderita tekanan darah tinggi. Berat badan yang seimbang membuat kerja sistem-sistem dalam tubuh menjadi normal. Berat badan yang ideal dapat menjaga stabilitas tekanan darah. Semakin sering melakukan olahraga berarti mengontrol tekanan darah dan berat badan menjadi setara sehingga tekanan darahnya pun menjadi normal.



Read More..

Selasa, 08 Mei 2012

Berbicara seputar kampus kami, kampus ungu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya


Setelah berbincang-bincang dengan seorang  pekerja di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya seputar pergerakan mahasiswa yang pernah dilakukan oleh mahasiswa. Beliau berkata bahwa selama mereka bekerja di kampus ternyaman yang pernah penulis miliki ini mereka belum pernah melihat adanya pergerakan mahasiswa yang menarik perhatian menurutnya karena mungkin perbedaaan persepsi perseorangan yang menilai sesuatu itu menarik karena keheboan yang ditimbulkan nya, atau juga karena pekerja ini belum memiliki pengalaman bekerja yang lama di kampus ini. 

Setelah penulis bertanya lebih dalam  (dengan tidak menunjukkan sikap pewawancara yang sedang hunting informasi ) ternyata pekerja ini telah memiliki pengalaman kerja sebelumnya di pasca sarjana Universitas Sriwijaya dan di Fakultas Kesehatan Masyarakat ini  sendiri kurang lebih sekitar empat tahun dimulai sejak setahun 2008 setahun sebelum program studi kesehatan masyarakat menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat, kemudian keuntungan dan kerugian selama bekerja di fakultas ini pun tidak beliau sebutkan persis satu persatu, beliau hanya mengatakan “yahh namanyo begawe dek, ado enak dak enaknyo” (namanya bekerja dek, ada enak tidak enaknya .red) dan beliau ini hanya fokus dengan pekerjaannya dan tidak cukup tertarik untuk memahami atau melirik hal yang terjadi berkaitan dengan mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat ini.

Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa pergerakan-pergerakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya ini belum memunculkan inovasi yang begitu berarti dimata pegawai, bukan hanya saja bagi pegawai, bagi penulis sebagai mahasiswa barupun tidak mengetahui persis pergerakan yang dilakukan oleh  mahasiswa dengan kemungkinan penulis memang kurang pergaulan dan informasi :D

Setidaknya kedepan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya ini  diharapkan dikenal oleh semua civitas akademika yang berada di kampus Universitas Sriwijaya, baik tempatnya karena penulis menyadari bahwa letak fakultas yang sangat kurang strategis, prestasinya, maupun  pergerakan mahasiswa  yang menghebohkan yang memiliki nilai positif untuk memajukan Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya dan Universitas Sriwijaya umumnya.
Read More..

Sabtu, 21 April 2012

Aku Mahasiswa yang Menjanjikan


Berbicara tentang mahasiswa, hal pertama yang mungkin kita pertanyakan adalah “benarkah kita ini seorang mahasiswa?”. Akan tetapi sebelumnya pasti kita akan bertanya apakah mahasiswa itu?, sekarang kita simak pengertian mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual. Dan yang tersebut diatas merupakan pengertian mahasiswa secara umum, tentu saja pasti kita sendiri tahu secara pasti arti dari mahasiswa itu sendiri. Sesungguhnya betapa naifnya kita apabila tidak mengenal diri kita sendiri.

Setelah mengetahui pengertian mahasiswa muncul beberapa pertanyaan lagi dalam benak kita apakah fungsi mahasiswa itu, apakah mahasiswa itu memiliki fungsi dan peran atau hanya sekedar sebagai calon-calon intelektual yang dididik oleh perguruan tinggi?. Dan nyatanya mahasiswa memang memiliki 3 fungsi kompleks yaitu :
(-) agent of change (agen perubahan)
(-) social control (kontrol sosial)
(-) iron stock


Coba kita flash back sesaat, pada zaman prakemerdekaan para kaum muda yang merupakan mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam menyumbangkan pemikirannnya untuk mewarnai perjalanan bangsa, untuk menuju perubahan Indonesia yang merdeka dan memproklamirkan kemerdekaan. Karena mahasiswa bukan hanya menggendong tas yang berisi buku dan kemudian duduk di bangku sembari mendengarkan kuliah yang disampaikan dosen, lalu pulang dan menghapal mata kuliah untuk menghadapi ujian. Inilah yang kita sebut sebagai fungsi mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan, pembawa perubahan sehingga sebagai genarasi penerus termasuk kita dapat merasakan nikmatnya Negara yang merdeka bebas dari penjajahan dan kebodohan.

Mahasiswa bukan hanya sekedar agen perubahan seperti tersebut di atas, mahasiswa juga menjadi social control untuk menutup adanya celah-celah kecurangan yang merugikan masyarakat dan rakyat Indonesia. Mahasiswa dalam fungsi ini dituntut sebagai teladan bagi masyarakat, berlandaskan dengan pengetahuan, tingkat pendidikan, pola fikir, dan aturan yang berlaku di lingkungan kita. Namun, kenyataannya berbeda dari yang diharapkan, mahasiswa cenderung hanya mendalami ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan dan hanya sedikit yang berhubungan langsung dengan masyarakat, kebanyakan mahasiswa hanya sebatas mengejar gelar akademis atau indeks prestasi (IP) teringgi dan mendapat predikat kelulusan cumlaude meskipun ada sebagian mahasiswa yang mulai berhubungan dengan masyarakat melalui program pengabdian masyarakat. Mahasiswa yang tidak peduli terhadap masyarakat mempunyai kerugian dalam penerapan ilmunya karena secara langsung mahasiswa yang tidak peduli akan menyianyiakan ilmu yang didapatnya, tentu saja itu bukan karakter mahasiswa seutuhnya karena mahasiswa adalah sosok yang kritis, logis, cepat tanggap, mau bekerja keras dan mempunyai nyali yang tinggi untuk menyampaikan kebenaran.

Yang terakhir untuk mengkomplekskan funsi mahasiswa yaitu sebagai iron stock berarti mahasiswa seorang calon pemimpin bangsa masa depan, menggantikan generasi yang telah ada dan melanjutkan rencana pembangunan dan perubahan. Untuk menjadi iron stock, tidak cukup mahasiswa hanya memupuk diri dengan ilmu spesifik saja. Perlu adanya keahlian lain yang harus dimiliki mahasiswa seperti kepemimpinan, kemampuan memposisiskan diri, dan interaksi yang baik dengan berbagai generasi. Sehingga, mahasiswa harus bergerak aktif, paling tidak dalam lingkup yang kecil. Misalnya, ikut serta dalam organisasi untuk melatih dasar kepemimpinan dalam berhubungan dalam masyarakat sebagai calon-calaon pemimpin dengan intelektual tinggi di masa depan.

Pertanyaan terakahir, sebagai seorang mahasiswa, apakah kita sudah memiliki itu semua ??

Jika kita belum memiliki semua fungsi dan peran kompleks mahasisw seperti di atas, mari kita bersama-sama hijrah menjadi karakter dan fungsi mahasiswa sesungguhnya untuk terlepas dari sifat malas, tidak mau bekerja keras, menghilangkan sifat pesimis sehingga kita memperoleh output uintuk layak menjadi seorang mahasiswa yang menjanjikan.
Read More..

Kamis, 19 April 2012

Biografi R.A. Kartini (Inspirator Wanita Indonesia)




Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).

Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.

Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.

Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Read More..